• Ku biarkan pikiranku mengembara tanpa tujuan, seperti awan-awan di langit.
• Rencana-Nya tidak selalu sejalan dengan keadaan kita atau apa yang kita rasakan, tapi yakinlah... Dia punya alasan sendiri untuk semua ini. (h.19)
• Jiwa manusia seperti halnya sungai dan tanaman, juga membutuhkan hujan, meski dari jenis yang berbeda; harapan, keyakinan, alasan untuk hidup. Tanpa itu, segala sesuatu di dalam jiwa tersebut akan mati (h.37-38)
• Manusia tidak bisa melawan takdirnya, dia sudah mencoba, dan gagal. (h.38)
• Manusia menjadi dua kelompok, mereka yang menjalani pekerjaannya dengan suka cita, dan mereka yang mengeluhkan pekerjaannya. (h.44-43)
• Tapi orang tak mungkin gagal meraih impiannya. Meski pada saat-saat tertentu dia yakin dunia ini dan orang-orang lain lebih kuat daripada dirinya. Rahasianya cuma satu: Jangan Menyerah. (h.46).
• Manusia mesti melewati berbagai tahap sebelum dia bisa memenuhi takdirnya. (h.49)
• Kita punya senjata yang jauh lebih kuat daripada mereka; uang. (h.66-67)
• Dari segala macam senjata penghancur ciptaan manusia, yang paling berbahaya dan paling kuat adalah kata-kata. Belati dan tombak meninggalkan bekas-bekas darah, anak panah bisa terlihat dari kejauhan. Racun bisa dideteksi dan dihindari. Tapi kata-kata bisa menghancurkan tanpa meninggalkan jejak. (h.92)
• Tidak ada yang ku takuti kecuali dua hal ini; Tuhan, dan diriku sendiri. (h.98)
• Dari arah mana pun kau melihatnya, gunung itu kelihatan beda, padahal dia gunung yang sama. Begitu pula halnya seluruh Ciptaan; mereka merupakan cerminan wajah berbeda dari Tuhan yang sama. (h.103)
• Pejuang yang hebat adalah yang berhasil mengubah musuh menjadi sahabat. (h.107)
• Kalau cinta menghinggapinya, dia sendiri yang harus bertanggung jawab terhadap konsekuensi-konsekuensinya. (h.117)
• Seperti inilah kebebasan; bisa merasakan apa yang dihasratkan hati, tanpa perlu memikirkan pendapat orang lain. (h.119)
• Tuhan mendengarkan doa-doa orang-orang yang dijauhkan dari kebencian. Tapi Dia menulikan diri dari orang-orang yang hendak melarikan diri dari cinta. (h.125)
• Dalam setiap masa kehidupan manusia, Tuhan memberikan kekhawatirannya sendiri-sendiri (p.155)
• Tidak ada yang namanya kesempatan langka, Tuhan memberikan banyak kesempatan kepada manusia. (p.167)
Mantaaapppp bang...
BalasHapusLanjutkan...:)
terimakasih mega..... :)
BalasHapus