Minggu, 17 Juni 2012

TENTANG PENSIL

Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat. “Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?” Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya, “Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai. Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti”, ujar si nenek lagi.Mendengar jawaban ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai. “Tapi nek, sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya”, Ujar si cucu. Si nenek kemudian menjawab, “Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini. Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini”, Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil. pertama: pensil mengingatkan kamu kalau kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya Allah, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya”. kedua: dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik”. ketiga: pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar”. keempat: bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu”. kelima: sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan… Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan tinggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan” Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah ini. (unknown author)

Selasa, 14 Februari 2012

KATA MUTIARA PAULO COELHO DALAM BUKU THE FIFTH MOUNTAIN (GUNUNG KELIMA)

• Ku biarkan pikiranku mengembara tanpa tujuan, seperti awan-awan di langit.

• Rencana-Nya tidak selalu sejalan dengan keadaan kita atau apa yang kita rasakan, tapi yakinlah... Dia punya alasan sendiri untuk semua ini. (h.19)

• Jiwa manusia seperti halnya sungai dan tanaman, juga membutuhkan hujan, meski dari jenis yang berbeda; harapan, keyakinan, alasan untuk hidup. Tanpa itu, segala sesuatu di dalam jiwa tersebut akan mati (h.37-38)

• Manusia tidak bisa melawan takdirnya, dia sudah mencoba, dan gagal. (h.38)

• Manusia menjadi dua kelompok, mereka yang menjalani pekerjaannya dengan suka cita, dan mereka yang mengeluhkan pekerjaannya. (h.44-43)

• Tapi orang tak mungkin gagal meraih impiannya. Meski pada saat-saat tertentu dia yakin dunia ini dan orang-orang lain lebih kuat daripada dirinya. Rahasianya cuma satu: Jangan Menyerah. (h.46).

• Manusia mesti melewati berbagai tahap sebelum dia bisa memenuhi takdirnya. (h.49)

• Kita punya senjata yang jauh lebih kuat daripada mereka; uang. (h.66-67)

• Dari segala macam senjata penghancur ciptaan manusia, yang paling berbahaya dan paling kuat adalah kata-kata. Belati dan tombak meninggalkan bekas-bekas darah, anak panah bisa terlihat dari kejauhan. Racun bisa dideteksi dan dihindari. Tapi kata-kata bisa menghancurkan tanpa meninggalkan jejak. (h.92)

• Tidak ada yang ku takuti kecuali dua hal ini; Tuhan, dan diriku sendiri. (h.98)

• Dari arah mana pun kau melihatnya, gunung itu kelihatan beda, padahal dia gunung yang sama. Begitu pula halnya seluruh Ciptaan; mereka merupakan cerminan wajah berbeda dari Tuhan yang sama. (h.103)

• Pejuang yang hebat adalah yang berhasil mengubah musuh menjadi sahabat. (h.107)

• Kalau cinta menghinggapinya, dia sendiri yang harus bertanggung jawab terhadap konsekuensi-konsekuensinya. (h.117)

• Seperti inilah kebebasan; bisa merasakan apa yang dihasratkan hati, tanpa perlu memikirkan pendapat orang lain. (h.119)

• Tuhan mendengarkan doa-doa orang-orang yang dijauhkan dari kebencian. Tapi Dia menulikan diri dari orang-orang yang hendak melarikan diri dari cinta. (h.125)

• Dalam setiap masa kehidupan manusia, Tuhan memberikan kekhawatirannya sendiri-sendiri (p.155)

• Tidak ada yang namanya kesempatan langka, Tuhan memberikan banyak kesempatan kepada manusia. (p.167)