Sabtu, 29 Mei 2010

TERORISME NEGARA

Aku tak mengerti,
kenapa pemerintah begitu tega
menaikkan harga-harga
ditengah kesulitan warga

Bagiku ini adalah terorisme
dalam wajah yang berbeda
Terorisme Negara kepada rakyatnnya

Aku tak mengerti,
Kenapa pemerintah begitu mudah
tanpa berdosa, menyulitkan rakyat yang sudah sulit?
Menambah penderitaan rakyat yang sudah sangat menderita

Butakah mata mereka?
jutaan masyarakat Indonesia belum merdeka
Tulikah telinga mereka?
Rakyat menjerit karena hidup semakin terhimpit

Aku bertanya,
Di mana hati nurani mereka?
hati nurani telah pergi dari negeri ini?
Hati nurani para pemimpin telah mati

Rakyat dibuat ketakutan
Mereka tak tahu kemana mencari makan
Rakyat dalam bahaya
Mereka terancam tak berdaya
Kemiskinan, pengangguran, penggusuran, dan kebodohan

Orang miskin dilarang sakit
Karena biaya pengobatan menjunjung tinggi selangit
Orang miskin dipaksa tak sekolah
Karena spp mahal tak terjamah

Indonesia kembali berduka,
Rakyat kembali dibuat sengsara…
Sungguh, aku tak mengerti
kenapa Negara menteror warganya sendiri??
Teror dalam wajah yang berbeda

Senin, 10 Mei 2010

PEMILU, UNTUK APA DAN UNTUK SIAPA?

Pemilihan umum (PEMILU) merupakan salah satu ciri dari negara yang menganut faham demokrasi. Di Indonesia, PEMILU diadakan setiap 5 tahun sekali. 8 Juli mendatang bangsa Indonesia akan menggelar pemilihan umum untuk memilih presiden dan wakil presiden periode 2009-2014. Ada pertanyaan yang mengganggu dalam benak pikiran saya selama ini, "untuk siapa pemilu itu?".

Akhir-akhir ini pemberitaan di media massa, baik cetak maupun elektronik, selalu dihiasi oleh berita-berita seputar "kasak-kusuk" capres dan cawapres dalam mengahadapi pemilihan presiden 8 Juli mendatang. Mulai dari koalisi parpol, sampai deklarasi pasangan capres dan cawapres. Ada yang mendeklarasikannya di tempat bersejarah, di gedung mewah, sampai di tempat pembuangan sampah. Anggarannya pun berbeda-beda, ada yang hanya menghabiskan 20 juta, 500 juta, bahkan ada juga mencapai lebih dari 1 miliar. Uang itu dihamburkan ditengah kesengsaraan dan penderitaan rakyat. Andai saja dana sebesar itu, dialokasikan untuk membantu rakyat miskin, tentunya akan jauh lebih bermanfaat ketimbang hanya untuk mengadakan acara deklarasi.

Entah apa yang ada dalam pikiran elit politik kita? Semua ingin berkuasa, semua ingin menjadi presiden. Semua bicara soal perubahan, semua bicara soal kesejahteraan rakyat. Bukankah tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh seorang presiden itu teramat berat?? Tapi mengapa banyak orang yang ingin memperebutkannya?

PEMILU kali ini menghabiskan dana yang jumlahnya tidak sedikit, diperkirakan mencapai 22,3 Triliun sebagaimana yang dianggarkan oleh KPU. Jumlah yang sangat besar, begitu mahal jalan demokrasi yang kita pilih. Namun. apa yang dihasilkan dari PEMILU?? Apakah rakyat kian sejahtera?

Sudah lama rakyat indonesia merindukan perubahan, bertahun-tahun rakyat memimpikan kesejahteraan siang dan malam. Namun mimpi itu belum kian mewujud. Setiap kali pemilu, angin surga tentang perubahan selalu dihembuskan oleh para elit politik. Janji manis selalu terucap. Seperti kata Roma Irama dalam syair lagunya "surga yang engkau janjikan, neraka yang ku dapatkan, manisnya janjimu padaku, mengalahkan manisnya madu."

Namun, setelah pemilu selesai dan mereka telah terpilih rakyat kembali dilupakan. Dan ini rutin terjadi setiap lima tahun sekali. Mereka baru mendekati rakyat, hanya ketika menjelang pemilu. Kemana saja mereka selama ini? Kasihan rakyat, selalu menjadi korban. Maka, untuk APA dan untuk siapa sebenarnya PEMILU?

Semoga kali ini, pemilu benar2 untuk perubahan, untuk kepentingan rakyat, dan untuk kesejahteraan rakyat. Semoga,,,, (ditulis pada saat menjelang pemilu 2009 yang lalu)

BERSYUKUR

Ada banyak hal yang harus kita syukuri dalam hidup ini. Seringkali kita tidak bersyukur atas apa yang kita miliki, sering pula kita mengeluh bila terjadi sebuah masalah dalam kehidupan kita. Kita sering merasa bahwa kita adalah orang yang paling terhimpit, orang yang paling stress, pusing, susah, dan lain sebagainya. Tapi jika kita melihat orang-orang di sekitar kita, ternyata masih banyak orang yang hidupnya jauh lebih susah dibanding kita. Berapa banyak orang yang masalahnya jauh lebih berat dibandingkan dengan masalah yang kita hadapi. Tapi, kenapa kita sering mengeluh, kita sering kali alpa untuk bersyukur?

Suatu sore, beberapa waktu yang lalu di stasiun kereta api Kebayoran Lama. Ku lihat seorang nenek tua duduk di pinggir rel, sambil berjualan kerupuk, kacang rebus, dodol, dan sebagainya. Wajahnya penuh dengan kerutan, matanya terasa sayup, giginya pun sudah banyak yang ompong. Hatiku menangis bagai teriris. Dalam hati ku berkata "Oh Tuhan, nenek setua itu masih saja harus berjuang keras untuk menyambung hidupnya".

Masih kita tidak bersyukur? Masihkah kita akan mengeluh? Maka pantas, rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk selalu melihat orang yang lebih dibawah dari kita, dan melarang kita melihat orang yang lebih tinggi dalam segi harta, tidak lain dan tidak bukan adalah supaya kita bersyukur atas apa yang kita miliki. Tuhan, jadikan aku hamba-Mu yang pandai bersyukur.

KUMPULAN KATA-KATA INSPIRASI PAULO COELHO DALAM NOVEL: THE WITCH OF PORTOBELLO

• Aku bertepuk tangan ketika akal sehat kalah dalam peperangan, dan yang bisa ku lakukan hanya menyerah dan menerima bahwa aku telah jatuh cinta.

• Bahwa semua yang tak bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan tak punya hak untuk eksis.

• Jika ada kemungkinan menemukan penghiburan dari tragedi kehilangan seseorang yang amat kita cintai, itu adalah harapan yang perlu ada, bahwa barangkali semua yang terjadi adalah yang terbaik.

• Berapa banyak dari kita dapat terhindar dari derita melihat hal terpenting dalam hidup kita menghilang dari satu momen ke momen berikutnya?

• Tubuh kita tetap hidup, tapi, cepat atau lambat, jiwa kita akan menerima ledakan kefanaan.

• Yang masuk akal hanyalah yang sanggup kita lihat, sentuh, dan jelaskan.

• Di malam hari, ada sebagian lagi diriku yang akan tertinggal gentayangan di angkasa.

• Orang yang sedang menempuh pengembaraan spiritual tidak berpikir, mereka hanya menginginkan hasil.

• Kita memohon sang Ibu mengirimkan penuntun, dan yang Dia kirimkan hanyalah tanda-tanda pada jalan yang harus kita tempuh.

• Waktu kita di bumi ini sakral adanya, dan kita seharusnya merayakan setiap detiknya.

• Tak pernah ada hak yang absolut; mereka bersandar pada persepsi tiap-tiap individu. Dan cara terbaik untuk mengetahui siapa kita kadang adalah dengan dengan mencari tahu bagaimana orang lain memandang kita.

• Hidup, bagaimanapun, punya rencana lain- saat takdir telah begitu berbaik hati pada kita, selalu saja ada sebuah sumur ke mana semua impian bisa terjatuh.

• Budaya bukanlah sesuatu yang diwariskan melalui gen.

• Tuhan telah memberiku alasan untuk hidup, bekerja, dan berjuang di lembah air mata ini.

• Satu-satunya impian wanita adalah menikah dan mempunyai anak.

• Percik keilahian itu ada dalam setiap jiwa dan tidak pernah bisa dipadamkan.

• Agar bisa bisa menanjak di dunia ini, kau harus menjadi sarjana. Dan
begitulah ceritanya sehingga dunia kehilangan banyak petani, pembuat roti, pedagang barang antik, pemahat, dan penulis hebat.

• Yang diperlukan agar dunia tetap selaras hanyalah bila semua makhluk mengikuti hukum alam.

• Baik cinta manusia maupun ilahi, berarti merelakan segala sesuatu, termasuk kesenangan kita sendiri atau kemampuan kita mengambil keputusan.

• Betapa kebesaran Tuhan menyatakan diri melalui hal-hal sederhana.

• Saya adalah wadah di mana Energi Ilahi bisa memanifestasikan diri.

• Romantisme masa muda menuntut kita untuk selalu mengambil sikap radikal.

• Musik adalah ideologi. Kau dapat menilai seseorang dari jenis musik yang mereka dengar.

• Karena perpisahan telah membuatku menyadari tak ada apa pun dan tak seorang pun yang lebih penting di dunia ini melebihi istri dan anakku.

• Dan waktu adalah satu-satunya obat.

• Bahwa dalam satu masa kehidupan, kita mungkin mencintai lebih dari satu orang.

• Kau tak bisa mengukur cinta seperti mengukur panjang jalan atau tinggi gedung.

• Karena sepanjang hidupku aku telah belajar menderita dalam diam.

• Menghancurkan pertalian keluarga mungkin adalah dosa paling besar yang bisa dilakukan seseorang. (To be continued)